Assalaamualaikum wr.wb
Sedih ketika melihat saudara kita yang kurang mampu, memohon belas kasihan kita untuk mendapatkan sekeping uang. Terlintas dalam benakku "buat apa ya uangnya ?" Hmm...mungkin tidak terlalu jauh untuk dipikirkan, tetapi terkadang menjadi bahan kita dalam menjalani kehidupan ini. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (2:143), Allah tidak akan memberikan kesusahan, Allah menciptakan dunia sebagai ujian bagi manusia.
Sebagaimana sifat ujian itu sendiri, Bukan hanya kesusahan / penderitaan, tetapi juga dengan kesenangan. Sebagian orang yang menilai berbagai peristiwa, tidak berdasarkan Al-Qur’an, dan tidak mampu menafsirkan secara tepat berbagai peristiwa tersebut, kemudian menjadi bersedih hati dan kehilangan harapan. Padahal Allah mengungkapkan rahasia penting dalam Al-Qur’an yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang benar-benar beriman. Rahasia tersebut dijelaskan sebagai berikut:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Asy-Syarh[94]: 5-6).
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam ayat ini, apa pun bentuk penderitaan yang dialami seseorang atau bagaimanapun situasi yang dihadapi, Allah menciptakan sebuah jalan keluar dan memberikan kemudahan kepada orang-orang yang beriman. Sesungguhnya, orang yang beriman akan menyaksikan bahwa Allah memberikan kemudahan di dalam semua kesulitan jika ia tetap istiqamah dalam kesabarannya. Dalam ayat lainnya, Allah telah memberi kabar gembira berupa petunjuk dan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya:
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“....... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.” (Q.S. Ath-Thalaq[65]: 2-3).
فَإِذَا بَلَغْنَ أَجَلَهُنَّ فَأَمْسِكُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ أَوْ فَارِقُوهُنَّ بِمَعْرُوفٍ وَأَشْهِدُوا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنكُمْ وَأَقِيمُوا الشَّهَادَةَ لِلَّهِ ذَلِكُمْ يُوعَظُ بِهِ مَن كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجاً وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْراً
“....... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.” (Q.S. Ath-Thalaq[65]: 2-3).
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjP5vTVBEf6wsb3R7qYnZ1jk-oSxziTVS5Aqva7KNJq1Gze01U1n3Y1sNIHVN-ZzPua_8vyGfZgd0p9VGErgOrlvVPBiMzPopO8Dr6HCV0VXS9bC0c9p_OIsFqeSx6-VwkeSMGpe-wGHLl3/s1600/hilang+harapan.jpg)
وَالَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ لاَ نُكَلِّفُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا أُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekadar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al-A‘raf[7]: 42).
وَلَا نُكَلِّفُ نَفْساً إِلَّا وُسْعَهَا وَلَدَيْنَا كِتَابٌ يَنطِقُ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ
“Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya.” (Q.S. Al-Mu’minun[23]: 62).
Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan tentang kesusahan dan kemudahan.
Miris rasanya ketika saya melihat anak-anak balita berkeliaran dijalanan untuk meminta-minta. Apakah begitu sulitnya orang tua mereka, sehingga mengijinkan bahkan memerintahkan anaknya yang masih balita untuk turun ke jalan-jalan ngamen ataupun meminta-minta. Saya yakin setiap orang yang melihat akan terketuk hatinya untuk memberikan uang, akan tetapi ketika saya akan memberikan recehan atau ribuan bahkan puluhan ribu, hati menjadi bertanya "Mendidikah hal seperti ini ?" "Apakah uangnya buat mereka ?"
Ahirnya berkembang pemikiran : "Kemana uang yang kita berikan kepada mereka ?"
Muncullah beberapa pertanyaan dalam hati saya :
- Apakah uang yang saya berikan dapat menjadikan pahala sodaqoh ?
- Apakah ini akan mendidik mereka menjadi budaya yang tidak baik ?
- Apakah ini tidak menjerumuskan mereka menjadi pemalas ?
- Masih adakah harapan mereka untuk hidup layak ?
- Siapa yang paling bertanggung jawab ?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpo4meQc4iB5GOasyRSkPAJe4Ne-lM1g0DCFpka-QOZsKfc6PiGLPCCoHdAPn8YkAtbKGDVESHbANRU3SJ-Yv_CUZOzGK77rfo6WoUOmdqEjQ6L6FHqd3if1GpFsCV9n3wT6UFYv0fZ0WM/s1600/hampa.jpg)
Entahlah.. yang pasti saya ikhlas memberikannya, terlepas itu membantu mereka atau malah menjerumuskan mereka, Wallahu a’lam bish-shawabi.
Wassalamualaikum wr.wb